Beliau adalah Syamsuddin Abu 'Abdillah Muhammad bin
Abubakar bin Ayyub bin Su'ad bin Hariz az-Zar'i ad-Dimasyqi, dan dikenal dengan
sebutan Ibnul Qoyyim. Beliau adalah ahli fiqih bermazhab Hanbali. Disamping itu
juga seorang ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu,
ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid. Beliau adalah salah
seorang murid seorang imam dan mujtahid, Syaikhul-Islam Taqiyuddin Ahmad ibn
Taymiyyah al-Harani ad-Dimasyqi yang wafat tahun 728 H.
Ibn Rajab menuturkan bahwa Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah
telah menerima pengetahuan dari asy-Syihab an-Nabulsi dan juga dari yang lainnya.
Ia juga telah menekuni mazhabnya, cakap dan mampu memberikan fatwa. Ia
senantiasa menyertai Ibn Taymiyyah sekaligus mengambil ilmu dari beliau. dan
menguasai ilmu-ilmu Islam. Ia adalah seorang ahli tafsir yang tiada bandingnya
dan sekaligus ahli ilmu ushuluddin. Ia menguasai ilmu hadits berikut
makna-maknanya, pemahamannya serta dasar-dasar pengambilan hukum darinya.
Selain itu ia menguasai pula ilmu fiqih, ushul fiqih dan
bahasa arab, di samping mahir dalam bidang menulis. Ia pun menguasai ilmu kalam
dan ilmu-ilmu lainnya. Ia juga seorang alim dalam hal ilmu suluk dan menguasai
wacana ahli tasawuf dan tidak menolak sama sekali tasawuf. Kuatnya kesadaran
akan perjalanannya ke alam kubur memotivasinya untuk menyebarkan ilmunya.
Selain itu Imam Ibnul-Qoyyim juga seorang ahli ibadah
dan senantiasa menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkannya. Ia mengalami
beberapa kali ujian penjara bersama Syaikh Ibn Taymiyyah. Dalam kesempatan
terakhir, ia berada di penjara sendirian dan baru dilepaskan setelah syaik Ibn
Taymiyyah meninggal. Ia menunaikan haji beberapa kali. Orang-orang banyak
mengambil ilmu dan memperoleh manfaat darinya.
Sementara itu, Burhanuddin Az-Zar'i mengatakan bahwa tidak ada di
bawah ufuk bumi ini yang lebih luas ilmunya daripada Ibnul-Qoyyim . Dia telah
menulis dengan tangannya karya-karya yang tak dapat digambarkan dan menyusun
sejumlah karangan yang banyak sekali tentang berbagai ilmu.
Ibnul-Qoyyim meninggal dunia pada waktu isya' tanggal 18 Rajab 751
H. Ia dishalatkan di Mesjid Jami' Al-Umawi dan setelah itu di Masjid Jami'
Jarrah; kemudian dikuburkan di Pekuburan Babush Shagir.
0 comments:
Post a Comment