(Judaism is a "Political Project")
Oleh: Herve Ryssen
(Diterjemahkan oleh John de Nugent – diedit dan diringkas oleh henrymakow.com untuk memperhatikan yang menjadi persoalan pokok )
"Perdamaian" yang dimmaksud Israel adalah tidak lebih dan tidak kurang bagi Yahudi Kabal untuk melakukan "genosida, membenarkan untuk mengeksekusi seluruh umat manusia – goyim-, kecuali mereka yang diizinkan untuk hidup namun hidup dalam budaya budak" - Herve Ryssen
Menurut Rysssen, 46, anggota National Front Perancis dan mantan profesor sejarah,
Yahudi "Mahdiisme" adalah a happy face untuk Tata Dunia Baru (NWO). "Perdamaian" berarti akhir dari semua perlawanan terhadap tirani Yahudi Kabal.
Yahudi "Mahdiisme" adalah a happy face untuk Tata Dunia Baru (NWO). "Perdamaian" berarti akhir dari semua perlawanan terhadap tirani Yahudi Kabal.
Melalui kontrol mereka
atas kredit dan sistem perbankan, "Israel" (Yahudi Kabal, Illuminati)
dengan cepat melaju mencapai tujuan mereka, yaitu "perdamaian" sesuai
dengan konsep pemerintahan dunia yang mereka inginkan. Berkat
Freemasonry, terbentuknya kelompok Gentile/Goyim yang sebagian besar mewakili kepentingan mereka.
Namun demikian, orang-orang Yahudi biasa dan non-Yahudi perlu memahami
mengapa dunia berjalan dengan cara seperti itu, dan mengapa ada
"terorisme," pengawasan NSA, "Homeland Security" dan peperangan yang tak
kunjung selesai.
Agama Yahudi (Yudaisme) bukan hanya sekedar "agama,"
karena banyak orang Yahudi secara terbuka mengaku sebagai ateis atau
agnostik, dan pengakuan mereka tidak mengurangi keYahudian mereka.
Yahudi juga bukan sebuah ras, bahkan jika "mata yang terlatih," biasanya
dapat mengenali penampilan Yahudi, pola karakteristik yang merupakan
hasil dari ketaatan mereka melakukan endogami (perkawinan antar
Yahudi-AZ) selama berabad-abad. Yahudi melihat diri mereka sebagai
"orang-orang pilihan" Tuhan, dan pernikahan di luar komunitas mereka
sangat tidak disukai.
Agama Yahudi (Yudaisme) pada dasarnya
adalah merupakan proyek politik. Hal ini penting bagi orang-orang Yahudi
untuk bekerja ke arah terciptanya dunia dalam suasana "perdamaian,"
perdamaian yang universal dan permanen. Oleh karena itu bukan kebetulan
bahwa kata "damai" (shalom dalam bahasa Ibrani) sering ditemukan dalam wacana Yahudi di seluruh dunia.
Dalam dunia sempurna yang mereka sedang
bangun, semua konflik antar bangsa-bangsa akan hilang. Inilah sebabnya
mengapa orang-orang Yahudi telah memperjuangkan keyakinannya tanpa lelah
selama bertahun-tahun untuk menghapus semua perbatasan, peleburan
identitas nasional dan pembentukan kerajaan "damai" dunia – global
“peace”. Adanya negara yang terpisah (dari sistem Yahudi Kabal-AZ)
dianggap bertanggung jawab untuk memicu perang dan kekacauan, sehingga
negara-negara tersebut harus dilemahkan dan akhirnya digantikan dengan
sistem pemerintahan dunia, "Tata Dunia Baru," (contoh kasus Iraq-AZ)
satu penguasa dunia – hanya ada keputusan tunggal untuk memerintah yang
menurut mereka akan membahagiakan dan mensejahterakan manusia di bawah
dominasi Yahudi di kolong langit ini .. . [Makow-Tentu saja mereka
memulai perang yang berfungsi sebagai alasan untuk satu pemerintahan
dunia ini.]
Para anggota sekte Yahudi adalah orang
yang paling rajin berdakwah di muka bumi ini, akan tetapi tidak seperti
Kristen atau Muslim, yang bermimpi untuk mengubah semua orang dari
berbagai ras kepada keimanan mereka, orang-orang Yahudi tidak memiliki
rencana untuk mengubah dunia dengan keimanan mereka, agama Yahudi
(Yudaisme), tetapi mereka hanya mendorong negara lain untuk menyerahkan
identitas nasional dan agama mereka – dan hidup hanya untuk tujuan
“toleransi"
Kampanye yang tak henti-hentinya
menyalahkan semua bangsa kulit putih atas perbudakan, kolonialisme,
menjarah kekayaan negara-negara Dunia Ketiga atau Auschwitz tidak
memiliki tujuan lain selain menempatkan lawan secara defensif, dan
menjadikannya berlutut dan bukan dengan kekerasan, akan tetapi melalui
rasa bersalah. Ketika orang-orang Yahudi menjadi satu-satunya yang
tersisa di muka bumi dengan keimanan dan tradisi mereka, maka pada
akhirnya mereka akan diakui oleh semua orang sebagai "orang-orang
pilihan” Tuhan.
"Misi" mereka (Yahudi sering menggunakan
istilah "misi" ) adalah untuk melucuti orang lain, untuk menghancurkan
apa saja yang bukan Yahudi atau yang dikendalikan Yahudi, untuk
menggilas non-Yahudi untuk dikalahkan dalam rangka membuat identitas
baru berupa kekuatan pekerja bebas, maka dengan demikian akan mendukung
sebuah "perdamaian" universal di antara orang-orang yang identitasnya
tidak lagi bersifat "memecah belah".
Seperti Nabi Yesaya mengatakan: "Serigala akan tinggal bersama domba, harimau akan beristirahat dengan anak singa dan biri-biri jantan harus hidup bersama, dan anak muda akan memimpin mereka" ( Yesaya 11 : 6-9 ).
Imam Mahdi (Mesias) datang dari Israel
yang sudah menunggu selama tiga ribu tahunan, akan membangun lagi
kerajaan Daud dan akan memberikan orang Yahudi sebuah kerajaan untuk
menguasai seluruh bumi. Dan teks tertentu Yahudi secara eksplisit
menyebutkan hal ini.
Oleh karena itu Yahudi terus didorong
untuk melakukan kampanye, di dalam masyarakat mana pun mereka tinggal,
dalam rangka untuk mendukung penyatuan dunia - dan dengan demikian juga
mempercepat kedatangan Imam Mahdi (Mesias) yang dijanjikan yang
dinantikan mereka. Propaganda adalah meruapakan sebuah keakhlian khusus
Yahudi , dan bukanlah merupakan sebuah kebetulan kalau orang-orang
Yahudi begitu berpengaruh di dalam semua media.
Di tangan mereka, konsep "toleransi" dan
"hak asasi manusia" telah menjadi senjata yang sangat efisien dalam
menyalahkan orang-orang kulit putih dan dakwaannya terhadap budaya
mayoritas. Sesungguhnya tidak melalui nama cendikiawan Yahudi yang
terdengar atau melalui penampilan fisik Yahudi bahwa kita dapat
mengenali orang-orang Yahudi, melainkan dari apa yang mereka tulis dan
katakan di mana pun mereka berada di muka bumi ini ...
Sebuah Mesin Perang Terhadap Umat Manusia
Sebenarnya hasil nyata dari moral
"pembebasan" ini hanyalah demoralisasi sistematis dan kriminalisasi
terhadap orang kulit putih, dicelanya tanpa lelah dalam film, sastra dan
sejarah sebagai penyebab semua penyakit sosial di dunia ini dan
runtuhnya Barat. Daya tarik egalitarianisme - sebagaimana dimaksud oleh
Yahudi – adalah bersifat menyamakan semua perbedaan etnis dan identitas
yang lambat-laun menimbulkan kehancuran.
Yitzhak Attia, direktur seminar
berbahasa Perancis di lembaga Yad Vashem Holocaust Yad di Tel Aviv
menulis dalam sebuah majalah Israel sbb:
"Bahkan jika alasan berteriak dengan sekeras-kerasnya merupakan sesuatu yang sangat absurditas dalam konfrontasi ini antara rakyat kecil dan Israel yang kecil [yaitu, semua Yahudi di seluruh dunia, bukan hanya" Negara Israel "] dengan seluruh umat manusia ... absurd, sebagai yang membingungkan dan sebagai yang mustahil karena tampaknya kita terlibat dalam pertempuran jarak dekat antara Israel dengan Perserikatan Bangsa - dan itu hanya bisa dilakukan dengan genosida total karena itu menyangkut kami dan identitas mereka ". (April 2003)
Anda membacanya dengan benar: Perjuangan
antara orang-orang Yahudi dan seluruh umat manusia hanya bisa dilakukan
melalui "genosida secara total". "Perdamaian" yang dimaksud Israel
adalah tidak lebih dan tidak kurang adalah untuk melakukan melakukan
"genosida," yaitu pembenaran untuk mengeksekusi seluruh umat manusia -
kecuali mereka yang diizinkan untuk hidup dengan budaya budak.
Pertanyaannya adalah apakah agresivitas
agama Yahudi dapat dinetralisir dalam rangka menyelamatkan manusia dari
kejahatannya, kejahatan yang bisa dibuktikan bahkan lebih gawat
daripada Marxisme seperti psikoanalisa dan ideologi globalisme.
Pertama-tama, kita harus menghadapi
kenyataan bahwa: Setelah berabad-abad sudah terjadi saling
kesalahpahaman, antisemitisme orang-orang Kristen, umat Islam, dan
Hitler telah gagal untuk menyelesaikan masalah Yahudi. Faktanya adalah
bahwa Yahudi lahir ditopang dan tumbuh dari kebencian mereka di antara
semua bangsa di dunia ini. Kebencian ini, harus dikatakan sangat penting
untuk kelangsungan hidup dan untuk genetika spiritual mereka. Hal ini
telah memungkinkan Yahudi selama berabad-abad sampai sekarang untuk
merapatkan barisan dalam komunitas mereka melawan musuh eksternal,
sedangkan peradaban lain telah menghilang.
Tanggungjawab mereka, seperti para rabi
bekerja keras dalam menjaga kelompok gen Yahudi. Dan bahkan seorang
Yahudi pengkhianat tetap diperlakukan sebagai Yahudi, oleh karena itu
sangat sia-sia mencoba untuk meninggalkan komunitas penjara Yahudi.
Agama Yahudi ya memang penjara untuk mereka. Dinyatakan bahwa seorang
Yahudi tidak pernah bisa berhenti bekerja untuk mendukung kelangsungan
hidup Yahudi.
Misi kita adalah untuk mengakomodasi
orang-orang Yahudi sakit yang berada di antara kita, karena orang Yahudi
bukan orang-orang yang "berkhianat" banyak dari mereka adalah
orang-orang sakit untuk disembuhkan.
Yahudi adalah untuk dicintai dengan
tulus secara individu agar membebaskan mereka dari penjaranya yang
terkunci. Kemudian mereka akan bebas dari cengkeraman pemujaan - dan
dari ancaman, baik yang mereka hadapi maupun ancamannya kepada seluruh
umat manusia.
Sesudah itu maka kita akan menjadi
bebas dari cengkeraman ini, dan pada saat yang sama, mereka akan
membebaskan diri dari kejahatan yang berada di dalamnya yang mengancam
seluruh umat manusia.
-------------------
Autumn 2007
Thanks to Krister for sending this.
Interview with Ryssen "The Religious Origins of Globalism"
Related - Barbara Spectre - Organized Jewry forcing Multiculturalism on Europe
--------- Obama - America's First Jewish President
--------- What Every Jew (and Non-Jew) Should Know - See more at:
Diterjemahkan oleh : akhirzaman.infoSumber: henrymakow.com
Diambil dari: www.akhirzaman.info
0 comments:
Post a Comment