“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. al-Bukhori)
Benih Cinta Yang Harusnya Tumbuh di Dalam Keluarga
Tidak disangsikan lagi bahwa cinta
merupakan bahan dasar dari terbentuk dan terbinanya sebuah keluarga.
Tanpa cinta, jalinan keluarga akan terasa hambar seperti masakan tanpa
bumbu. Tapi, pengakuan cinta saja tidak cukup. Harus ada bukti yang
konkrit agar cinta kita kepada keluarga benar-benar teruji. Oleh karena
itu, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk menanamkan benih cinta dan
membuktikannya kepada keluarga.
Nah, di antara tips yang akan membantu membuktikan rasa cinta kita kepada keluarga adalah dengan memberikan hadiah. Ya, hadiah.
Hadits pembuka di atas menunjukkan
betapa tingginya kedudukan hadiah ini. Perbuatan ini akan menjadi
penyebab saling mencintai, mendekatnya hati, tumbuh suburnya keakraban,
damainya jiwa yang berselisih dan hilangnya kabut gelap dalam hati.
Ketika kondisi keluarga tak menentu,
hadiah mampu memadamkan api permusuhan, menenangkan kemarahan dan
melenyapkan rasa iri hati dan kedengkian. Alhasil, hadiah dapat
mendatangkan kecintaan yang sangat kuat.
Renungkanlah sabda Rosululloh berikut ini,
تَصَافَحُوا يَذْهَبْ الْغِلُّ، وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا، وَتَذْهَبْ الشَّحْنَاءُ
“Saling berjabat tanganlah kalian,
niscaya akan hilang rasa dengki; dan saling memberi hadiahlah kalian,
niscaya kalian akan saling mencintai dan akan lenyap rasa permusuhan.” (HR. Malik)
Saking indahnya sifat hadiah ini, secara
alami setiap orang tak akan peduli walaupun jumlahnya sedikit atau
harganya murah, karena mereka lebih melihat kepada nilai maknawinya.
Hal inilah yang juga diingatkan oleh Rosululloh agar kita tidak meremehkan pemberian juga tidak “minder” memberi hadiah sesederhana apapun dalam sabdanya,
“Wahai wanita kaum Muslimin , janganlah ada seorang tetangga meremehkan pemberian tetangganya yang lain meskipun pemberian tersebut berupa ujung kuku unta.” (HR. al-Bukhori)
Padahal, apalah artinya kuku yang tentunya hanya menyisakan sedikit daging. Bahkan Rosululloh bersabda,
“Andaikata aku diundang untuk menyantap makanan berupa bagian di bawah tumit, niscaya aku penuhi undangan itu, dan andaikata aku dihadiahi hal yang sama juga, niscaya aku menerimanya.” (HR. al-Bukhori)
Subhanalloh, hal ini beliau
lakukan tidak lain agar menjadi pelajaran bagi umatnya agar bersikap
tawadlu’ dan rendah hati terhadap kaum Muslimin apa pun kedudukan dan
hadiah yang diberikan oleh mereka.
Hadiah akan lebih istimewa lagi ketika
terjadi di antara suami istri atau sesama anggota keluarga. Resep ini
insyaAlloh manjur untuk menambah rasa kecintaan dan kedekatan hati
antara suami istri atau keluarga, memperbarui ruh kehidupan rumah tangga
dan menghilangkan perselisihan.
Seorang istri lebih mudah tersentuh oleh
hadiah yang diberikan suaminya ketimbang terhadap hadiah orang lain,
sebaliknya juga dengan sang suami, apalagi anak-anak.
Oke, cukup untuk teorinya. Sekarang
masalahnya apa yang mau dijadikan hadiah? Cincin emas 24 karatkah,
sepeda motor keluaran terbaru, atau selusin mainan anak-anak?
Untuk membantu Anda menetapkan pilihan hadiah yang tepat bagi keluarga, mungkin saran-saran berikut perlu diperhitungkan:
- Berikan hadiah yang tidak berwujud.
Apa maksudnya tidak berwujud? Maksudnya
hadiah tersebut tidak berbentuk barang-barang yang konkrit. Tapi lebih
kepada sikap kita kepada keluarga. Misalnya kita memberikan perhatian
dan kasih sayang, memberikan bantuan, ide dan gagasan, nasihat, arahan
atau menunjukkan kepada amal sholeh dan yang semisalnya.
Dan bagusnya, hadiah-hadiah berharga ini
bisa kita berikan setiap hari kepada keluarga. Sehingga keharmonisan
dan kebahagiaan keluarga senantiasa terjaga.
- Sesuaikan hadiah dengan minat si penerima.
Masalah pemberian hadiah harus sesuai
dengan kondisi keuangan, sepertinya tidak usah dibahas lagi. Yang perlu
kita ketahui apakah hadiah yang kita berikan sudah sesuai dengan minat
penerima? Karena hadiah yang sesuai keinginan akan lebih mengena dan
berkesan di hati penerima.
Jika istri Anda penggemar bunga, maka
berikanlah bunga yang digemarinya sebagai bahasa cinta dari Anda. Jika
suami Anda hobi membaca buku sejarah Islam, maka berikanlah buku sejarah
Islam kepadanya. Jika anak Anda menyukai mainan mobil-mobilan, maka
berikanlah kepadanya mobil-mobilan. Dan begitu seterusnya. Berikanlah
hadiah yang sesuai dengan minat sang penerima.
Namun yang perlu kita perhatikan,
sesuatu yang disukai tersebut tidak boleh bertentangan dengan syari’at
Islam. Misalnya kaset atau cd musik, gambar atau lukisan makhluk
bernyawa, minuman keras, rokok, dan barang-barang lainnya yang
diharamkan.
- Sarana hidayah adalah hadiah terindah.
Mungkin ini hadiah yang banyak dilupakan
kaum Muslimin zaman sekarang. Dimana arus globalisasi telah menjadikan
manusia begitu konsumtif terhadap harta benda, kemudian melupakan
kepentingan agama mereka. Berapa banyak kaum Muslim yang tidak mempunyai
al-Qur’an di rumahnya. Berapa banyak kaum Muslim di usianya yang sudah
“gede” masih buta membaca al-Qur’an, apalagi bacaan sholat dan
dzikir-dzikirnya. Belum lagi pengetahuan dan pengamalan ajaran-ajaran
Islam lainnya. Jangan sampai itu juga terjadi pada keluarga kita.
Berikanlah hadiah berupa setiap sarana
yang akan menjadi sebab turunnya hidayah taufik bagi keluarga kita.
Berikanlah hadiah al-Qur’an kepada keluarga, sekaligus pengajarannya.
Berikanlah buku-buku Islami, sekaligus penjelasannya jika mampu.
Berikanlah setiap sarana atau apapun yang keluarga kita butuhkan demi
tercapainya keselamatan dan kebahagiaan hakiki dunia hingga tembus
sampai akhirat kelak. Inilah hadiah terindah untuk orang-orang yang kita
kasihi.
Wallohu a’lam
(Red-HASMI)
Diambil dari:http://www.hasmi.org/hadiah-terindah-untuk-keluarga/
0 comments:
Post a Comment