“Telah
datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Alloh mewajibkan
puasa atas kalian di dalamnya. Pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka Jahim ditutup, setan-setan dibelenggu dan di dalamnya ada
satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang diharamkan
mendapatkan kebaikan malam itu, maka ia telah diharamkan.” (HR. Ahmad, dishahihkan al-Arna’uth)
Keutamaan Bulan Ramadhan
“(Beberapa
hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang batil)....” (QS. al-Baqarah
[2]: 185)
Terbukanya Pintu Surga dan
Tertutupnya Pintu Neraka
Tertutupnya Pintu Neraka
Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Semenjak
malam pertama bulan Ramadhan setan-setan dan jin yang durhaka dibelenggu,
pintu-pintu neraka ditutup, tiada satupun pintu yang terbuka dan ada penyeru
yang berseru, ‘Wahai pencari kebaikan, kemarilah. Wahai pencari keburukan,
kembalilah’.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan al-Albani)
Bulan Pengampunan Dosa dan
Pembebasan dari Neraka
Pembebasan dari Neraka
• Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Alloh)
maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
• “Barangsiapa yang shalat malam di
bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Alloh), maka diampuni
dosanya yang telah lalu.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Kesempatan Menjadi Kekasih Alloh
Seorang laki-laki datang kepada Rosululloh seraya berkata, “Wahai Rosululloh, bagaimana
pendapatmu bila saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali
Alloh dan bahwa engkau adalah utusan Alloh, saya juga mendirikan shalat lima
waktu, menunaikan zakat, berpuasa dan bangun malam di bulan Ramadhan, termasuk
golongan siapakah saya?”. Beliau bersabda, “Termasuk golongan orang-orang yang
jujur (shiddiq) dan syahid.” (HR. Ibnu Hibban, dishahihkan al-Albani)
Pembebasan dari Neraka di Setiap
Malamnya
Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Alloh mempunyai
hamba-hamba yang dibebaskan (dari neraka) pada setiap kali waktu berbuka.” (HR.
Ahmad, dishahihkan al-Albani)
Bulan Terkabulnya Doa
Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Alloh
mempunyai hamba-hamba yang dibebaskan (dari neraka) setiap hari dan setiap
malam, masing-masing hamba itu memiliki doa yang dikabulkan.” (HR.
Ahmad, dishahihkan al-Albani)
Puasa Memberi Syafaat Kepada
Pelakunya
Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Puasa dan al-Qur’an memberi syafaat kepada hamba
pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Robbku, aku telah menahannya dari makan
dan syahwat pada siang hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya.’
al-Qur’an berkata, ‘Wahai Robbku, aku telah menahannya dari tidur di malam
hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya.’ Lantas keduanya memberi
syafaat kepada hamba tersebut.” (HR. Ahmad, dishahihkan al-Albani)
Mendapatkan Kegembiraan
Dunia-Akhirat
Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Orang yang
berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, yaitu: (1) ketika berbuka ia gembira
karena berbukanya; dan (2) ketika menghadap Robbnya ia bergembira dengan
puasanya.” (HR. Al-Bukhari)
Meraih Syafaat al-Qur’an
Ibnu
Rajab juga membawakan sebuah hadits:
...Rosululloh adalah manusia
yang paling dermawan, sedangkan pada bulan Ramadhan, ketika Jibril menemuinya,
beliau menjadi lebih dermawan lagi. Adapun Jibril selalu menemui beliau setiap
malam pada bulan Ramadhan untuk mengajarinya al-Qur’an. Adalah Rosululloh ,
ketika Jibril menemuinya, lebih dermawan dari angin yang berhembus.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Menghidupkan Malam-Malam Ramadhan
Pada suatu malam bulan Ramadhan, Rosululloh pernah keluar, lalu beliau melihat orang-orang mengerjakan shalat di
salah satu sudut masjid. Beliau bertanya, ‘Apa yang mereka lakukan?’, seorang
sahabat berkata, ‘Wahai Rosululloh, mereka itu adalah orang-orang yang tidak
memiliki hafalan al-Qur’an. Ubay bin Ka’ab membacakan kepada mereka dan ia
menjadi imam dalam shalat mereka.” Beliau bersabda, ‘Sungguh baik apa yang
mereka lakukan.’ Atau ‘sungguh tepat apa yang mereka lakukan.’ Beliau tidak
keberatan terhadap apa yang telah mereka lakukan itu.” (HR. al-Baihaqi,
dishahihkan al-Albani)
Hikmah
dan keutamaan shalat malam dan tarawih di bulan Ramadhan
- Shalat malam sebab datangnya ampunan.
- Berhak menyandang nama shiddiqin dan syuhada.
- Shalat malam bersama imam dicatat sebagai shalat semalam suntuk.
- Pilihlah sendiri sebutan untuk dirimu di sisi Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
- Shalat malam identitas kemuliaan seorang Mukmin.
- Meniti kafilah orang-orang shaleh.
- Shalat malam adalah pendekatan seorang hamba kepada Robbnya.
- Perlindungan dari dosa.
Keutamaan Shalat Tarawih Berjama’ah
Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, “Jika seseorang mengerjakan shalat bersama imam hingga ia selesai
(bubar), maka terhitung baginya sebagai shalat (satu) malam.” (HR. Ahmad, dishahihkan al-Albani)
Kaum Wanita Shalat Tarawih
Berjama’ah
• Kaum wanita boleh mengikuti shalat tarawih berjamaah pada bulan
Ramadhan jika mereka memperhatikan adab-adab keluar rumah berdasarkan syariat.
• Jika mereka tidak mampu seperti itu, shalat mereka di rumah adalah
lebih utama dan seorang laki-laki di antara keluarga mereka dapat menjadi imam
shalat bagi mereka di rumah.
Keutamaan I’tikaf
Rosululloh
Shallallahu Alaihi wa Sallam memberi teladan dalam syariat i’tikaf
karena dalam hati manusia ada kekusutan, kefakiran dan kerusakan yang tidak
bisa diatasi, kecuali dengan menghadapkan diri kepada Alloh Subhanahu wa
Ta’ala.
Mencari Lailatul Qadar
Abu
Hurairah mengatakan bahwa
Rosululloh bersabda:“(Waktu
datangnya) Lailatul Qadar diperlihatkan kepadaku. Kemudian salah seorang
keluargaku telah membuyarkan konsentrasiku, (sehingga) aku pun lupa darinya,
maka carilah ia pada sepuluh (malam) terakhir.” (HR. Muslim)
Mencari Lailatul Qadar
• Malam Lailatul Qadar dapat dilihat dari tanda-tandanya, di
antaranya adalah bahwa malam itu tidak dingin, tidak pula panas dan matahari
pada hari itu terbit tanpa sinar yang menyilaukan pandangan mata.
• “Lailatul Qadar adalah malam yang
kondusif, cerah, tidak panas, tidak pula dingin, pada paginya cahaya matahari
menjadi lemah dan berwarna merah.” (HR.
ath-Thayalisi, dishahihkan al-Albani)
0 comments:
Post a Comment