dakwatuna.com - Banyak
pelajaran-pelajaran sains yang mampu kita kaitkan dengan kehidupan kita sebagai
manusia manusia. Salah satunya adalah pelajaran ilmu bumi atau geologi. Dalam
geologi, dikenal istilah mineral. Mineral adalah salah satu unsur penyusun dari
batuan yang menjadi pokok pelajaran seorang ahli geologi. Sekilas, mungkin
tidak ada hubungannya antara mineral dengan karakter manusia. Tapi jika
ditelisik lebih lanjut, fenomena-fenomena sains, termasuk mineral ini, dapat
dianalogikan dengan fenomena kita yang seorang makhluk hidup.
Mineral adalah benda padat homogen yang
terbentuk di alam, bukan dari zat organik (makhluk hidup), dan memiliki
kandungan kimia tertentu. Pengertian tersebut adalah pengertian yang berasal
dari ilmu geologi. Mineral terbentuk dari pembekuan magma. Yaitu cairan yang sangat
panas dan berpijar yang terkandung dalam bumi kita dan keluar dari gunung api
yang meletus.
Contoh mineral yang umum adalah diamond atau
biasa kita kenal dengan sebutan intan. Intan merupakan salah satu
mineral berharga dan sering dijadikan perhiasan. Saing berharganya, intan ini
sering menjadi ukuran tingkat sosial di masyarakat. Mungkin itu yang menjadi
inspirasi seorang novelis terkenal, Ian Fleming, yang menulis novel berjudul Diamonds
are Forever. Novel itu adalah salah satu serial dari James Bond dan
telah dibuat versi layar lebarnya.
Contoh lain dari mineral adalah olivine.
Olivine umumnya berwarna hijau dan jika dilihat tembus pandang atau transparan.
Cahaya yang mengenai olivine akan dipantulkan menyerupai pantulan kaca. Olivine
terbentuk saat temperatur magma sekitar 1500 derajat Celsius dan terbentuk jauh
di bawah permukaan bumi. Sangat jauh hingga olivine sangat asing dengan
lingkungan permukaan bumi. Apa maksudnya? Ternyata persebaran mineral olivine
di permukaan bumi sangatlah sedikit. Hal ini karena olivine tidak mampu
bertahan ketika muncul di permukaan. Mineral olivine menjadi mineral yang
sangat lapuk dan tidak tahan terhadap kondisi di permukaan bumi.
Lalu, apa hubungan antara mineral olivine dan
karakter kita sebagai manusia?
Mineral olivine terbentuk di lingkungan yang
sangat panas dan ekstrim. Sehingga mineral olivine terbentuk dengan karakter
mampu tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi. Tetapi, ketika olivine
muncul di permukaan, mineral tersebut tidak mampu bertahan lama. Temperatur dan
tekanan di permukaan bumi sangat berbeda jauh dengan temperatur saat mineral
olivine terbentuk. Sehingga, olivine tidak mampu beradaptasi dengan perubahan
kondisi di lingkungan permukaan bumi.
Begitu pula dengan kita.
Karakter seorang manusia sebagian besar
terbentuk karena faktor lingkungan. Ketika lingkungan baik maka karakter
manusia di lingkungan tersebut cenderung baik dan demikian sebaliknya. Sebagai
Muslim kita harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda-beda.
Pengertian adaptasi di sini adalah mampu menjadi orang yang baik di lingkungan
baik dan tetap mampu menjadi baik di lingkungan yang buruk.
Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan
tidak terlalu lama menjadi bagian suatu lingkungan atau kelompok.
Dikhawatirkan, wawasan pengetahuan kita menjadi terbatas dan pikiran kita
menjadi tidak open mind. Sehingga karakter yang membentuk kita bersifat
steril. Yaitu hanya menjadi baik ketika di lingkungan asal, tetapi ketika
lingkungan berubah, kita pun ikut berubah. Kita menjadi seorang yang terwarnai
bukannya yang mewarnai. Hal tersebut wajar, karena sebelumnya kita tidak pernah
mengenal orang yang berbeda pendapat dengan kita. Sebelumnya kita tidak tahu
banyak orang yang melakukan perbuatan berbeda 180 derajat dengan kita. Dan
sebelumnya kita tidak pernah dicibir, dihina, dan ditertawakan ketika beribadah
dan melakukan amalan-amalan shalih.
Kita perlu bersentuhan dengan lingkungan
berbeda yang isinya juga orang-orang berbeda. Kita perlu melancong ke negeri
seberang untuk membandingkan dengan negeri yang menjadi tempat tinggal kita.
Dan kita perlu membuka cakrawala berpikir kita dengan melihat dunia luar.
Dengan begitu diharapkan wawasan, pengalaman, dan tingkat pemahaman kita akan
bertambah sehingga membentuk karakter yang imun atau kebal. Berbagai ‘virus
jahat’ yang menyerang mampu kita lawan dan kalahkan. Imunitas ini menjadi modal
kita ketika bergaul di lingkungan yang berbeda.
Sebelum bepergian dan bergaul dengan lingkungan
lain, tentunya kita harus selalu meluruskan niat kita. Niatkan untuk mencari
ilmu karena Allah Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari
ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR.
Muslim)
Jadi, tidak mau kan menjadi olivine?
Mineral yang terbentuk di lingkungan asing dan ketika muncul menjadi butiran
debu karena tidak mampu bertahan di lingkungan baru. Karakter seperti olivine
ini bisa kita analogikan seperti karakter manusia yang steril. Berbeda ketika
kita menjadi karakter yang memiliki imunitas atau kekebalan. Karakter ini
terbentuk karena banyaknya pengalaman hidup dan kepahaman kita akan nilai-nilai
Islam. Karakter yang mampu berbaur tapi tidak melebur di lingkungan yang baru.
Karakter yang seperti intan, tetap menjadi perhiasan meskipun di lingkungan
yang gersang.
Sumber :www.Dakwatuna.com
0 comments:
Post a Comment