·
Pernikahan Merupakan
Petunjuk Para Nabi dan Rasul ‘alaihum salam.
Barangsiapa yang membencinya,
sungguh dia telah menyelisihi sunnah dan menentang petunjuk Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda,
أَمَا
وَاللّهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ لِلّهِ، وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِِّيْ أَصُوْمُ
وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّيْ وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ
عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ.
"Demi Allah!! Sungguh
aku adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah Subhaanahu
wa ta'ala di antara kalian. Tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka, aku
shalat dan aku juga tidur, aku pun menikahi wanita-wanita. Barangsiapa yang
tidak suka dengan sunnahku, maka ia bukan termasuk umatku." (Muttafaq
‘alaih).
Beliau shallallahu 'alaihi
wasallam juga bersabda,
حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمُ النِّسَاءُ وَالطِّيْبُ،
وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِيْ فِي الصَّلاَةِ.
"Yang paling aku sukai
dari dunia kalian adalah wanita, minyak wangi (parfum), dan shalat sebagai
penyejuk mata hatiku." (HR. an-Nasa`i, dan Ahmad, dan dishahihkan oleh
Syaikh al-Albani).
·
Pernikahan sebagai
realisasi dari memenuhi panggilan Allah Subhaanahu wa ta'ala.
Sebagaimana firmanNya,
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ
عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ
فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan kawinkanlah
orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin)
dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan.Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
Dan Allah Maha luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui." (An-Nur: 32)
·
Pernikahan adalah
panggilan fitrah
Barangsiapa yang meninggalkannya
dan mencari selainnya, sungguh ia telah menyelisihi fitrah tersebut. Dan
barangsiapa yang menyelisihinya, niscaya ia berada di jurang kehancuran.
Allah Subhaanahu wa ta'ala
berfirman,
فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا
تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
"(Tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah." (Ar-Rum: 30)
·
Pernikahan merupakan
salah satu nikmat Allah Subhaanahu wa ta'ala yang paling agung bagi
hamba-hambaNya, jalan menggapai kasih sayang, langkah menuju bahagia, tanda
kemapanan dan sarana untuk meraih anugerah.
Allah Subhaanahu wa ta'ala
berfirman,
وَمِنْ
آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."
(Ar-Rum: 21)
·
Pernikahan adalah jalan
syar’i untuk menyalurkan kebutuhan biologis dan syahwat secara halal.
Allah Subhaanahu wa ta'ala
berfirman,
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى
أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6)
فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
"Dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang
mereka miliki; Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas". (Al-Mu’minun: 5-7)
·
Pernikahan sebagai
perisai para pemuda dan pemudi dari fitnah dan penyimpangan, kefasikan dan
kemaksiatan.
Oleh karenanya Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menganjurkan kepada para pemuda untuk segera menikah sebagaimana
sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam,
يَا مَعْشَرَ
الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ
أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ
بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
"Wahai para pemuda!
Barangsiapa di antara kalian ada yang mampu menikah, maka hendaklah ia menikah.
Sungguh ia (pernikahan) dapat lebih menahan pandangan dan dapat lebih
memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa.
Sungguh ia adalah peredam baginya." (Muttafaq ‘alaih)
·
Pernikahan jalan mudah
dan telah dimudahkan (oleh Allah Subhaanahu wa ta'ala) untuk meraih pahala dari
Allah Subhaanahu wa ta'ala.
Sungguh Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah mengabarkan kepada kita bahwa sebaik-baik infak adalah
infak yang diberikan kepada istri dan keluarga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda,
دِيْنَارٌ
أَنْفَقْتَهُ فِيْ سَبِيْلِ اللّهِ، وَدِيْنَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِيْ رَقَبَةٍ،
وَدِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِيْنٍ، وَدِيْنَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى
أَهْلِكَ، أَفْضَلُهُمْ الدِّيْنَارُ الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكُ.
"Satu dinar yang kamu
infakkan di jalan Allah, dan satu dinar yang kamu infakkan untuk membebaskan
budak, dan satu dinar yang kamu sedekahkan untuk orang miskin, dan satu dinar
yang kamu infakkan untuk istrimu, maka yang paling utama adalah satu dinar yang
kamu infakkan untuk istrimu." (HR. Muslim).
Dan Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda pula kepada Sa’ad bin Abi Waqqas radhiyallahu ‘anhu,
وَإِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغشيْ بِهَا وَجْهَ
اللّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِيْ امْرَأَتِكَ.
"Sungguh tidaklah kamu
menginfakkan suatu infak semata untuk mencari wajah Allah, melainkan kamu
mendapatkan pahala padanya. Bahkan apa yang kamu letakkan pada mulut
istrimu." (Muttafaq ‘alaih)
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam juga bersabda,
إِذَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ نَفَقَةً
يَحْتَسِبُهَا، فَهِيَ لَهُ صَدَقَةٌ.
"Jika seorang suami
memberikan nafkah kepada istrinya semata-mata mengharapkan wajah Allah, maka
nafkah tersebut adalah sedekah baginya." (Muttafaq ‘alaih)
Dan yang lebih agung dari itu
semua adalah pahala yang diberikan kepada suami dan istri tatkala melakukan
jima’ (bersetubuh) dan hubungan intim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda,
وَفِيْ بُضْعِ
أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلُ اللّهِ! أَيَأْتِي أَحَدُنَا
شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ؟ قَالُ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا
فِيْ حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي
الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ.
"Dan dalam persetubuhan kalian terdapat
sedekah" Mereka (para sahabat) bertanya, "Ya Rasulullah! Salah
seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya (kepada istrinya). Apakah ia
mendapatkan pahala padanya? Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab,
"Bagaimana menurutmu, seandainya seseorang menyalurkan syahwatnya pada
suatu yang haram, apakah ia berdosa? Maka demikian pula jika ia menyalurkannya
pada suatu yang halal, ia mendapatkan pahala." (HR. Muslim)
·
Pernikahan yang sukses
adalah yang dibangun di atas dasar-dasar syar’i yang benar.
Di antara dasar-dasar tersebut
yang paling agung adalah keshalihan pasangan suami istri.
Diambil dari: www.alsofwah.or.id
0 comments:
Post a Comment