Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu di
berkata,
“Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,'Amal
apakah yang paling utama?’ Nabi menjawab, ’Shalat pada waktunya’. Ia berkata,”Aku bertanya, ’kemudian apa?, Beliau menjawab, ’Berbakti kepada
kedua orang tua…’ (HR. Bukhari dan Muslim)
Sudahkah Kita Memuliakan Mereka?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ,
“Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata,”Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?”,
beliau menjawab, ”Ibumu!”, ia kembali bertanya,”Kemudian siapa lagi?,
Nabi menjawab,”Ibumu!”, “Kemudian siapa lagi?,” Nabi menjawab,”Ibumu!”,
orang tersebut bertanya kembali, ”Kemudian siapa lagi?” Nabi menjawab,
”Bapakmu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kamu berbuat baik kepada
ibumu,kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian orang yang
terdekat dan yang terdekat.” (Hadits hasan, riwayat Bukhari dalam al-Adabul
Mufrad)
Ibu, dialah yang mengurus kita mulai dari kandungan
dengan beban yang dirasakannya sangat berat dan susah payah..
Dialah yang melahirkan kita dengan mempertaruhkan jiwanya antar hidup dan
mati.
Dialah yang menyusui ketika kita telah lahir, kemudian yang
membersihkan kotoran kita ketika kita buang air.
Semuanya dilakukan oleh ibu kita, bukan orang lain.
Ibu yang selalu menjaga ketika kita terjaga dan
menangis, baik di waktu pagi, siang ataupun malam hari.
Apabila kita sakit, tidaklah yang pertama menangis kecuali ibu kita,
sehingga kalaulah ditawarkan antara hidup atau mati, ibu kita akan memilih mati
agar kita tetap hidup! Inilah jasa seorang ibu terhadap anaknya..
Carilah Surga dengan Berbakti kepada Mereka
الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه
“Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian
mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya,
silakan sia-siakan orang tua kalian” (HR. Tirmidzi, dia mengatakan, hadits
ini shahih)
Teladan Akhlak dari Para Salaf
Terdapat kisah dari Abu Burdah bahwasanya Ibnu Umar
melihat seorang pria dari Yaman thawaf di ka’bah sambil menggendong ibunya di
belakang punggungnya seraya berkata, “Sesungguhnya aku adalah onta ibuku yang
tunduk. Jika ia takut untuk menungganginya aku tidak takut (untuk
ditunggangi)”, lalu ia berkata, “Wahai Ibnu Umar, apakah menurutmu aku telah
membalas jasa ibuku?”, Ibnu Umar berkata, “Tidak, bahkan engkau tidak bisa
membalas jasa karena keluarnya satu tetes cairan tatkala melahirkan”, kemudian
Ibnu Umar menuju maqam Ibrahim dan shalat dua rakaat lalu berkata, “Wahai Ibnu
Abi Musa sesungguhnya setiap dua rakaat menebus dosa-dosa sebelumnya.”
Lihatlah pemuda dari yaman ini yang telah bersusah
payah memikul ibunya untuk berbakti kepada ibunya tatkala thawaf demi membalas
kebaikan ibunya namun seluruh keletihan itu tidaklah menyamai setetes
air yang keluar tatkala ibunya melahirkan. Lihatlah saudariku.. betapa
tinggi dan agungnya hak orangtua atas anaknya.
Dikisahkan bahwasanya Kihmis bin Al-Hasan At-Tamimi
hendak membunuh kalajengking namun kalajengking tersebut masuk ke dalam
lubangnya, maka beliaupun memasukan jari beliau ke dalam lubang tersebut dari
belakang kalajengking, sehingga kalajengking itu menyengatnya. Ketika dia
ditanya, mengapa ia melakukan hal itu?, Dia menjawab, “Aku khawatir kalajengking
itu keluar dari lubangnya kemudian menyengat ibuku.”
Al-Ma’mun berkata, “Aku tidak melihat ada orang
berbakti kepada ayahnya sebagaimana berbaktinya Al-Fadhl bin Yahya kepada
ayahnya. Yahya (ayah Fadhl) adalah orang yang tidak bisa berwudhu kecuali
dengan air hangat.
Pada suatu waktu Yahya dipenjara maka penjaga penjara
melarangnya untuk memasukan kayu bakar di malam yang dingin, maka tatkala Yahya
hendak tidur Al-Fadhl pun mengambil qumqum (yaitu tempat air dari
tembaga yang atasnya sempit, semacam kendi kecil) lalu ia penuhi dengan air
kemudian ia dekatkan dengan lampu sambil berdiri. Ia terus berdiri sambil
memegang qumqum hingga subuh.” Kemudian para petugas penjara pun
mengetahui apa yang diperbuat oleh Al-Fadhl maka merekapun melarang Al-Fadhl
untuk mendekati lampu. pada malam berikutnya Al-Fadhl mengambil qumqum
yang penuh dengan air kemudian ia membawanya tatkala ia hendak tidur, ia
memasukannya diantara bantal-bantal hingga subuh sehingga airnyapun hangat.”
Dari Musa bin ‘Uqbah berkata, “Ali bin Al-Husain bin
Ali bin Abi Thalib (cucu Ali bin Abi Thalib) tidak pernah makan bersama ibunya
padahal ia adalah orang yang paling berbakti kepada ibunya. Ketika ditanya, apa
alasan dia melakukan hal itu, jawabnya, “Aku takut jika aku makan bersama
ibuku, lantas matanya memandang pada suatu makanan dan aku tidak tahu arah
pandangannya tersebut, lalu aku memakan makanan yang dipandangnya itu maka aku
telah durhaka kepadanya”
Subhaanallah.. Inilah beberapa kisah salaf yang sangat menjunjung
tinggi bakti terhadap ayah dan ibu mereka.
Saudariku.. Selama ibu dan ayah kita masih diberi
waktu untuk menemani kita, ayo maksimalkan diri dalam memuliakannya!
Segera hampiri mereka, bantu pekerjaan mereka, berucap dengan lemah lembut
terhadapnya, patuhi perintahnya, jagalah hatinya dan jangan lupa selalu do’akan
mereka.
“Wahai Rabb-ku, Ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, Sayangilah
keduanya sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu masih kecil”
***
Penulis: Fitri Ariyanti
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Artikel Muslimah.Or.Id
Referensi:
- Birrul Walidain Berbakti kepada Kedua Orang Tua, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka At-Taqwa.
- Moslemsunnah.wordpress.com,Birrul Walidain “Keteladanan Salaf & Durhaka Kepada OrangTua”, Oleh Ust Firanda Andirja.Lc, 4 Desember 2010)
Diambil dari: www.muslimah.or.id
0 comments:
Post a Comment