Di antara amal perbuatan terpenting bagi seorang wanita
Muslimah setelah beribadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, adalah
usaha untuk menarik hati suami. Sehingga sang suami merasa senang berada di
sampingnya, tenang hidup bersamanya, dan bahagia dapat menemaninya.
Oleh karena itu, istri yang cerdas akan mengupayakan beragam
hal yang sesuai syariat agar dapat menyenangkan dan menggembirakan hati
suaminya, sehingga sang istri dapat duduk bersama di atas singgasana
kenikmatan, ketenangan, dan kebahagiaan.
“Menurut saya, menyambut kedatangan
suami adalah hal yang tidak begitu penting, bahkan sudah jadi rutinitas yang
biasa-biasa saja tanpa ada kesan yang spesial.”
Mungkin itulah yang terlintas dalam benak kita. Namun perlu
diketahui bahwa sikap menyambut suami yang baik, merupakan suatu gerbang menuju
rumah tangga yang sakinah. Ingat, biasanya sesuatu itu dilihat dari kesan
pertamanya.
Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para
istri di rumah ketika menyambut kedatangan sang “pangeran” dari medan juang,
yaitu:
- Berikan kesan pertama yang indah.
Di antara sifat yang menjadikan seorang istri semakin cantik
di mata suaminya adalah ceria, riang, gembira dan ramah tamah. Ketika suaminya
pulang ke rumah dalam keadaan letih sehabis bekerja, atau setelah mengerahkan
pemikirannya, sang istri akan menyambutnya dengan wajah ceria, senyum manis
yang merekah, dan menyiramkan kepada suami kata-kata yang menyenangkan sehingga
dapat membersihkan guratan keletihan dalam rona wajahnya dan me-refresh kemelut
dalam pikirannya.
Tak lupa sang istri memperindah dan melembutkan suaranya,
menghiasi alunan suara dengan kelembutan nada dan irama dalam kata-katanya.
Maka berbahagialah suami yang disambut dengan sambutan seperti ini.
Berbeda halnya jika seorang istri menyambut sang suami
dengan muka yang cemberut, sapaan yang se-”ikhlasnya” alias formalitas dan
gaya-gaya lain yang semisalnya. Alih-alih ingin mendapatkan hati suami, yang
didapatkan malah “empedu” yang pahit.
- Perhatikan performa tampilan anda.
Seorang wanita sholihah akan selalu berdandan dengan
berbagai macam perhiasan bagi suaminya, sehingga dia akan tampak cantik dan
menawan. Tujuannya tidak lain agar menyenangkan pandangan suami dan
membahagiakan hatinya.
Jangan beranggapan kalau seorang wanita sholihah adalah
mereka yang hanya fokus beribadah kepada Alloh saja dan anti
bersolek, rambut yang acak-acakan, wajahnya pucat dan berpakaian kumal.
Anggapan itu benar-benar salah total.
Karena para wanita sholihah pada masa kurun terbaik pun
seperti ‘Aisyah rodhiallohu anha, selalu memakai pakaian dan perhiasan
yang baik pada saat di rumah. Hal tersebut ia lakukan hanya untuk suaminya
tercinta, Rosululloh sholallohu alaihi wasallam.
Alangkah bahagianya seorang suami ketika disambut istrinya
yang telah berhias seindah mungkin bagi dirinya.
Bagaimana jika sebaliknya? Apa kiranya ekspresi sang suami
ketika ia melihat sosok yang nampak di balik pintu adalah seorang istri yang
berambut acak-acakan, wajah yang pucat pasi dan pakaian yang masih kotor karena
kerjaan di dapur?
Jangan harapkan ada ekspresi “sumringah” dari suami yang
disambut oleh istri yang demikian keadaannya.
- Beri suami kabar manis.
Sangat banyak hal yang ingin diceritakan seorang istri
ketika suaminya pulang, ada kabar yang baik, namun terkadang ada pula kabar
yang tidak mengenakkan hati.
Setiap orang akan senang jika mendapatkan kabar atau berita
yang menggembirakannya, maka jangan ragu untuk segera memberi kabar gembira
kepada suami Anda.
Sedangkan untuk jenis kabar yang kedua, sebaiknya anda
sebagai istri harus menahan diri untuk tidak menceritakannya kepada suami yang
baru pulang. Tunggulah waktu dan kesempatan yang tepat.
Dengan memberi kabar gembira dan menahan kabar buruk, dada
suami yang sesak dapat lapang kembali dan pikiran yang kusut dapat jernih
kembali. Setelah situasi dan kondisi telah normal kembali dan suami telah siap
untuk menerima masalah kembali, barulah diceritakan problem yang ada dan
didiskusikan pemecahannya.
- Qona’ah dan syukur.
Istri yang baik akan senantiasa menerima kedatangan suami
bagaimanapun hasil yang telah ia upayakan dalam mengais rezeki. Adakalanya
suami datang tanpa membawa hasil yang diharapkan. Kita selalu berharap
suami datang dengan rezeki berlimpah, namun kenyataannya ia hanya membawa
“sesuap” rezeki.
Qona’ah dan syukur. Itulah sikap yang harus
kita kedepankan ketika menghadapi ujian dalam masalah rezeki. Syukurilah
pemberian suami dengan berterima kasih kepadanya, dan bersyukur kepada Alloh,
sebesar apapun itu. Ingat, Alloh ta’ala akan menambah nikmat bagi
orang-orang yang bersyukur dan mengancam dengan adzab bagi mereka yang enggan
bersyukur. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah
nikmat kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrohim [14]: 7)
- Menyiapkan makanan dan menata rumah dengan rapi.
Biasakanlah agar ketika suami datang telah tersedia makanan
baginya. Untuk itu, seorang istri harus cekatan dalam menentukan waktu dan
menyediakan menu makanan sesuai dengan selera suami.
Penataan rumah yang rapi dan teratur, merupakan hal yang
dianjurkan dalam Islam, karena hal tersebut akan membuat suami dan penghuni
rumah lainnya merasa nyaman tinggal di dalamnya.
Demikianlah beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka
menyambut kedatangan suami. Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.
Diambil dari: http://fajrifm.com/ketika-suami-mengetuk-pintu-rumah/
0 comments:
Post a Comment