Manusia merupakan makhluk sosial. Mereka sangat membutuhkan
interaksi antara sesama. Mereka tinggal dalam satu lingkungan dan daerah
tertentu membentuk suatu masyarakat. Sedangkan Islam datang dengan membawa
beberapa petunjuk sempurna untuk umat manusia, agar kehidupan mereka berjalan
dengan baik dan adil sentosa. Islam menggambarkan kepada umat manusia tentang
arti penting tetangga, sehingga memerintahkan untuk selalu memuliakan tetangga.
Rosululloh SAW. bersabda:
مَا
زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
“Jibril senantiasa menasehatiku
tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian
harta waris” (HR.
Bukhori)
Pembaca
yang budiman…, pada kesempatan ini, kita akan membahas adab-adab Islami
mengenai aturan bertetangga. Di antaranya sebagai berikut:
1. Berbuat baik kepada tetangga.
Adab pertama yang hendaknya kita berikan kepada tetangga
kita adalah menanam benih-benih kebaikan, baik berupa perkataan ataupun
perbuatan. Hal ini diperintahkan langsung oleh Alloh SWT. kepada
Nabi Muhammad SAW. dan umatnya, sebagaimana
dalam firman Alloh SWT:
“Sembahlah
Alloh dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.” (QS. An-Nisa [4]: 36)
Dalam
ayat ini, kita dapati bahwa salah satu orang yang berhak mendapatkan kebaikan
dari kita adalah tetangga, baik tetangga kita yang dekat atau jauh, muslim atau
kafir, kawan atau musuh, kerabat atau orang lain, orang sholih atau
fasik, semuanya harus mendapatkan kebaikan dari kita. Hal itu merupakan bagian
dari ibadah kita di sisi Alloh SWT.
Tidak
menutup kemungkinan, kebaikan kita kepada tetangga akan memberikan manfaat
besar kepadanya. Seperti tetangga kafir menjadi muslim karena itu, atau fasik
menjadi sholih, atau musuh menjadi kawan, jahat menjadi baik. Semuanya atas
idzin Alloh SWT.
Tetapi hal yang pasti, orang yang melakukan hal itu adalah sebaik-baik tetangga
di sisi Alloh SWT,
sebagaimana sabda Rosululloh SAW.:
خَيْرُ
اْلأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ، وَخَيْرُ الْـجِيْرَانِ عِنْدَ
اللهِ خَيْرُهُمْ لِـجَارِهِ
“Sahabat
yang paling baik di sisi Alloh adalah yang paling baik sikapnya terhadap
sahabatnya. Tetangga yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik
sikapnya terhadap tetangganya”(HR. At-Tirmidzi)
2. Menjaga hak-haknya.
Adab selanjutnya dalam bertetangga adalah menjaga hak
tetangga. Sebelum menuntut hak kita kepada Alloh SWT.,
maka kita harus memenuhi hak tetangga, seperti yang dijelaskan oleh Rosululloh SAW. Di antara hak tetangga adalah
sabda Rosululloh SAW.:
لَيْسَ
الْـمُؤْمِنُ الَّذيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إلَى جَنْبِهِ
“Bukan mukmin, orang yang kenyang perutnya sedang tetangga
sebelahnya kelaparan”.
(HR. Baihaqi)
إِذَا
طَبَخْتَ مَرَقًا فَأَكْثِرْ مَاءَهُ، ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ
جِيْرَانِكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوْفٍ
“Jika
engkau memasak sayur, perbanyaklah kuahnya. Lalu lihatlah keluarga tetanggamu,
berikanlah sebagiannya kepada mereka dengan cara yang baik”. (HR.
Muslim)
Kalaupun tetangga kita tidak memenuhi hak sebagai tetangga,
kita tetap dituntut memberi hak tetangga, karena hal itu merupakan kewajiban
dari Alloh SWT.
3. Tidak mendzoliminya.
Setiap orang yang beriman dilarang berbuat dzolim kepada
orang lain. Larangan berbuat dzolim kepada tetangganya dikaitkan oleh
Rosululloh SAW. dengan iman kepada Alloh SWT. dan
Hari Akhir, tentu hal ini menunjukkan betapa besarnya masalah itu.
Rosululloh SAW. bersabda:
“Barangsiapa
yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya”(HR. Bukhori)
Di
hadits yang lain,
“Demi Alloh, tidak beriman, tidak beriman,
tidak beriman. Ada yang bertanya: ‘Siapa itu wahai Rosululloh?’. Beliau
menjawab: ‘Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari bawa’iq-nya
(kejahatannya)‘”
(HR. Bukhori, Muslim)
Selain
itu, orang yang mendzolimi tetangganya diancam oleh Alloh SWT. tidak
masuk surga, sebagaimana dalam hadits,
“Tidak akan masuk Jannah orang yang tetangganya tidak merasa
aman dari gangguannya.”
(HR. Muslim)
Semoga adab-adab ini bermanfaat di akhirat dan menjauhkan
kita dari panasnya api neraka, sebagaimana dalam hadits di atas. Wallohu
ta’ala a’lam…..
Diambil dari: http://www.hasmi.org/indahnya-bertetangga-dalam-islam/
0 comments:
Post a Comment