Telah berlangsung dan terus berlangsung setiap hari
perbincangan seputar astrologi (ramalan bintang), horoskop dan prediksi tentang
masa depan, yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Astrologi (ramalan bintang) adalah suatu proses/pekerjaan di mana
melalui proses tersebut para pelakunya (astrolog/peramal) berusaha memberitahu
manusia tentang masa depan mereka, dan mereka (para astrolog) mengklaim
mengetahui hal-hal yang gaib. Dan mereka menggunakan bantuan beberapa planet
dan bintang untuk meyakinkan manusia tentang benarnya prediksi mereka.
Mereka mengklaim bahwa bintang-bintang dan rasi-rasinya
(rasi bintang) berpengaruh terhadap perilaku manusia dan menentukan masa depan
mereka. Lantas apa yang dikatakan oleh ilmu pengetahuan modern dalam masalah
ini?
Jika kita mencermati jarak yang memisahkan antara kita
dengan bintang, niscaya kita dapatkan jumlah yang sangat besar, sampai-sampai
tidak bisa dibayangkan oleh akal kecuali dengan angka-angka. Sebagai contoh
misalnya, bintang yang paling dekat dengan kita, jaraknya adalah lebih besar
dari empat (4) tahun cahaya, artinya bahwa cahaya yang muncul dari bintang
tersebut memakan waktu lebih dari empat tahun untuk menempuh jarak dari bintang
menuju Bumi.
Dan jarak ini diperkirakan mencapai sekitar 10 triliun
kilometer, maka apakah setelah jarak yang sangat jauh ini masih ada pengaruh
dari bintang tersebut? Dan ini adalah kondisi bintang yang paling dekat dengan
kita, maka bagaimana kiranya dengan bintang yang paling jauh?
Sekarang
mari kita ke bintang yang paling jauh dari planet kita, para ilmuwan baru-baru
ini telah menemukan sebuah galaksi yang jaraknya dari kita lebih dari dua puluh
milyar tahun cahaya. Artinya galaksi ini berjarak sekitar dua puluh ribu juta
triliun kilometer! Dan mari kita renungkan jarak yang sangat jauh ini, dan
galaksi ini mengumpulkan lebih dari seratus milyar bintang!
Para
ilmuwan telah menggunakan perangkat digital terbaru pada satelit-satelit buatan
tersebut, sehingga mereka mampu mengambil gambar dari galaksi ini. Maka jika
galaksi dan apa-apa yang dikandungnya berupa bintang-bintang hampir-hampir
tidak bisa dilihat atau dirasakan memiliki dampak apapun, maka apakah
masuk akal, ada suatu bintang di dalamnya (di dalam galaksi) yang bisa
mempengaruhi kehidupan manusia, perilaku dan hubungan mereka?!
Oleh
karena itu, hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang
semua praktek astrologi, sampai-sampai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاةُ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً (رواه مسلم)
“
Barangsiapa mendatangi tukang ramal/dukun lalu bertanya kepadanya tentang
sesuatu dan membenarkannya, maka sholatnya tidak akan diterima oleh Allah
selama 40 malam” (HR. Muslim).
Seandainya
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bukan seorang Rasul (utusan) dari
sisi Allah, niscaya yang lebih pantas bagi beliau adalah untuk menyetujui
adat-istiadat kaumnya yang terbiasa melakukan praktek astrologi (ramalan
bintang), dongeng, dan mitos, dan bahkan beliau menggunakannya untuk keuntungan
pribadi. Akan tetapi beliau shallallahu 'alaihi wasallam melarang semua
jenis ramalan ghaib, yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu
wa Ta'ala.
Ini
pelopor ilmiah dari Nabi, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak
mengakui praktek-praktek ini. Akan tetapi beliau shallallahu 'alaihi
wasallam hanya memotivasi manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan
untuk merenungkan (memikirkan) ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kebohongan-kebohongan
ramalan yang menyebar ini telah dicampur dengan unsur-unsur ilmiah untuk
meyakinkan manusia tentang keberadaan suatu ilmu yang bernama astrologi
(ramalan bintang) selama berabad-abad, hingga datang abad kedua puluh yang
meletakkan dasar ilmiah yang benar tentang ilmu astronomi (ilmu falak).
Namun
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mendahului para ilmuwan
tersebut dalam pembatalan mitos-mitos dan kebohongan-kebohongan ini. Ini adalah
bukti bahwasanya beliau (Muhammad) adalah Rasulullah dan bahwasanya beliau shallallahu
'alaihi wasallam tidak berbicara dari hawa nafsu.
Efek Psikologis dari Astrologi (Ramalan Bintang)
Ilmu
Psikologi modern mengabarkan bahwa mereka yang membangun kehidupannya di atas
dasar prediksi (perkiraan) dan usaha untuk mencari tahu masa depan (dengan
ramalan) biasanya kita dapati mereka terkena trauma psikologis akibat kegagalan
(tidak terjadinya) harapan mereka pada ketidakbenaran prediksi tersebut. Dan
ini menghasilkan sedikit frustrasi yang mengarah kepada depresi.
Sesungguhnya
orang yang menunggu apa yang "dikatakan" oleh rasi-rasi bintang
tersebut kepadanya, biasanya tidak stabil secara psikologis. Nampak pada
dirinya kegoncangan jiwa yang bermacam-macam disebabkan penantian yang
terus-menerus, dan menunggu tercapainya sesuatu, jika tidak tercapai apa yang
ia tunggu, maka kemarahan dan emosi mental yang bermacam-macam akan
mengendalikannya.
Oleh
sebab itu, telah diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا
فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“
Siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau dukun lalu membenarkan ucapannya,
sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam.” (HR. Ahmad)
Apa Maksud Dari Semua Itu
Itu
berarti bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wasallam ingin agar kita
membangun aqidah (keyakinan) kita di atas dasar yang ilmiah yang jauh dari
kebohongan, dan dalam hal ini ada bantahan terhadap orang-orang yang mengklaim
bahwa Islam adalah agama mitos dan legenda, dan bahwasanya ia tidak berdiri di
atas dasar ilmiah!
Penutup
Sesungguhnya
hikmah di dalam hadits-hadits Rasul shallallahu 'alaihi wasallam terus
muncul secara kontinyu seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Dan masih
sangat banyak hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang
menunggu orang-orang yang mau mentadabburi dan mengkajinya supaya terlihat keajabian
ilmiah yang ada di dalamnya.
Dan
Rasul yang mulia shallallahu 'alaihi wasallam, demikian juga al-Quran
telah mengharamkan banyak hal seperti adu domba, menggunjing (gosip),
memata-matai, makan harta anak yatim, memakan riba, membunuh jiwa yang diharamkan
Allah kecuali dengan haknya dan melihat apa yang Allah haramkan untuk dilihat
dan masih banyak lagi. Dan semua hal yang dilarang oleh Islam ini pasti akan
mendatangkan bagi pelakunya penyakit-penyakit fisik dan psikologis (kejiwaan)
yang berbahaya. Wallahu A'lam.
(Sumber:
الإعجاز العلمي في تحريم التنجيم karya Abdud Daim Kaheel
. Diterjemahkan dengan sedikit perubahan oleh Abu Yusuf Sujono)
. Diterjemahkan dengan sedikit perubahan oleh Abu Yusuf Sujono)
www.alsofwah.or.id
0 comments:
Post a Comment