Kita tahu namanya i'tikaf adalah di antara jalan mudah untuk
meraih malam penuh kemuliaan, lailatul qadar. Apa hikmah lainnya di balik
i'tikaf?
Kita tahu namanya i’tikaf adalah di antara jalan mudah untuk
meraih malam penuh kemuliaan, lailatul qadar. Apa hikmah lainnya di balik
i’tikaf?
I’tikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu.
Sedangkan secara syar’i, i’tikaf berarti menetap di masjid untuk beribadah
kepada Allah dilakukan oleh orang yang khusus dengan tata cara yang khusus.
(Lihat Ahkamul I’tikaf, hal. 27 dan Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 5: 206)
I’tikaf ini dikaitkan dengan masalah puasa karena dalam Al
Qur’an ketika menyebut masalah puasa disinggung pula perihal i’tikaf.
Sampai-sampai para ulama fikih pun ketika membahas kitab shiyam (puasa) melanjutkan
dengan bahasan i’tikaf karena mengikuti metode Al Qur’an dalam menyebutkannya.
Mengenai masalah i’tikaf disebutkan dalam ayat,
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ
عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“(Tetapi) janganlah kamu campuri
mereka sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187).
Ayat
di atas menerangkan bahwa saat i’tikaf tidak boleh seseorang keluar dari masjid
lalu menemui istrinya untuk berhubungan intim kemudian kembali lagi ke masjid.
Allah melarang seperti itu. Ini semua ingin menunjukkan di antaranya hikmahnya
i’tikaf adalah untuk bisa berkonsentrasi dalam ibadah.
Kesimpulannya, di antara hikmah
dilakukannya i’tikaf adalah:
1- Hati lebih berkonsentrasi dan
bersendirian dalam ibadah pada Allah.
2- Memutuskan diri dari berinteraksi
dengan lainnya dan hanya menyibukkan diri dengan Allah.
3- Mudah untuk konsentrasi dalam
dzikir.
4- Tafakkur (merenungkan diri).
5- Muhasabah (introspeksi diri).
6- Mudah untuk memanjatkan doa.
7- Lebih memperbanyak ibadah.
8- Menggapai malam lailatul qadar.
Sedangkan hikmah terbesar dari
i’tikaf -sebagaimana kata Ibnul Qayyim- adalah untuk membuat seseorang makin
cinta pada Allah sebagai ganti kecintaannya pada makhluk. Lihat Zaadul Ma’ad,
2: 86-87.
Semoga Allah memudahkan kita untuk
melakukan amalan i’tikaf ini dan bisa meraih hikmah di dalamnya.
Penulis: Muhammad Abduh
Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
0 comments:
Post a Comment